Dampak Tradisi Meupahukh Terhadap Perkawinan Dibawah Umur dalam Masyarakat Suku Alas di Aceh Tenggara

Authors

  • Dina Fadhila

DOI:

https://doi.org/10.36420/asasi.v4i2.488

Keywords:

Meupakhuh Tradition, Underage Marriage, Alas Tribe

Abstract

This study aims to analyze the practice of mepahukh tradition in the Alas tribal community as a process of finding a mate for young people and young women of the Alas tribe who have an impact on child marriage. In this study the author uses a type of field research (field research) and is qualitative research. Through the approach of sociology of Islamic law, the author tries to examine the impact of the traditional practice of mepahukh child marriage in the Alas tribal community. As for this study, there are also two types of data sources used by the author, namely primary data and secondary data. The results showed that the practice of Meupahukh tradition in the Alas tribal community, especially in Alur Buluh Village, Bukit Tusam District, Southeast Aceh Regency, had an impact on child marriage. As through social construction theory, Peter Berger and Thomas Luckman see society as a process that takes place in three dialectical moments at once, namely externalization, the impact of Meupahukh tradition on underage marriage occurred because there was no policy from the government, neither local regulations nor policies from the Aceh customary council that regulated the minimum age of marriage. Objectification, assuming that marriage is an easy thing and as a way to get out of the village or area where they live and economic factors. Internalization, there is no age limit for young men and women to follow the procession of the Meupahukh tradition even this tradition is also followed by children who are still in elementary school. The involvement of children in the Meupahukh tradition can certainly encourage underage marriage.

References

Adil, Ahmad, et al. "Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori dan Praktik." Jakarta: Get Press indonesia (2023).

Adinda Rika Rahayu, Unsur-Unsur Ikhtilāṭ dalam Tradisi Meupahukh di Kalangan Suku Alas Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara ditinjau Menurut Hukum Islam, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tahun 2022.

Aimie Sulaiman, Memahami Teori Kontruksi Sosial peter L. Berger, Jurnla Society, Vol. 4, No. 1, 2014.

Asman, Asman, et al. Pengantar Hukum Perkawinan Islam Indonesia. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.

Asmanidar, Suluk dan Perubahan Perilaku Sosial Salik (Telaah Teori Kontruksi Sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman), Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agma-agama, Vol. 1, No. 1, Maret, 2021.

Charles R. Ngangi, Kontruksi Sosial Dalam Realitas Sosial, ASE Journal, Vol. 7, No. 2, Mei, 2011.

Dita Pratiwi, Faisal Riza, Mepahukh dalam Upacara Pernikahan Suku Alas Sebagai Arena Sosialisasi Remaja, Jurnal Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 9, No. 2, 2023.

Fitri Yanni, Dewi Siregar, Jaka Kelana, Kesetaraan Batas Usia Perkawinan Di Indonesia Dari Perspektif Hukum Islam, Mahakim: Journal of Islamic Family Law, Vol. 5 No. 1 Januari 2021.

Frelly Engko, Nikah Dagang: Suatu Kajian Sosio-Antropologi Tentang Pranata Nikah di Jemaat GPM Ebenhaezer-Titawai Nusalaut, Skripsi: Program Studi Teologi, Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Tahun 2014.

Junaidi, Junaidi, et al. HUKUM & HAK ASASI MANUSIA: Sebuah Konsep dan Teori Fitrah Kemanusiaan Dalam Bingkai Konstitusi Bernegara. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.

M. Najamudin Aminullah, Akulturasi Islam Dengan Tradisi Perkawinan Masyarakat Bangsawan Sasak (Studi Di Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah), Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 1.

Muhammad Jihadul Hayat, Historisitas Dan Tujuan Aturan Usia Minimal Perkawinan Dalam Perundang-Undangan Keluarga Muslim Indonesia Dan Negara Muslim, Journal Equitable, Vol. 3 No. 1 Tahun 2018.

Nur Wahid, Historisitas dan Tujuan Aturan Umur Minimal Perkawinan dalam Perundang-Undangan Keluarga Islam di Indonesia, Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi, Vol. 2 No. 2 Desember 2019.

Pasal 3 Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2004.

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Pasal 7 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974.

Pasal 7 Undang-Undang No. 16 Tahun 2019.

Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000.

Rohman, Moh, et al. Dinamika hukum perkawinan Islam Indonesia. CV. ISTANA AGENCY, 2023.

Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).

Saidatur Rohmah, Batas Usia Menikah Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Di Indonesia, Tahkim: Jurnal Peradaban dan Hukum Islam, Vol. XVII, No. 1, Juni 2021, hlm. 12.

Salwa Farhani Asri, Pergeseran Adat Meupahukh Dalam Tradisi Pernikahan Dan Pengaruhnya Terhadap Realitas Sosial Agama (Studi Kasus di Desa Terutung Seperai Terhadap Realitas Agama), Skripsi: Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, 2020.

Tahir, Rusdin, et al. METODOLOGI PENELITIAN BIDANG HUKUM: Suatu Pendekatan Teori Dan Praktik. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.

Taufiqurrahman Syahuri, Legislasi Hukum Perkawinan di Indonesia: Pro-Kontra Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kencana, 2013).

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Utari, Adat Meupahukh dalam Upacara Pernikahan Suku Bangsa Alas, 2013.

Wawancara dengan Ilham Apandi sebagai masyarakat suku Alas pada tanggal 20 Mei, Tahun 2023.

Wawancara dengan Kepala Desa Alur Buluh Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Wawancara dengan Masyarakat Desa Alur Buluh yang mengikuti Tradisi Mepahukh.

Yusuf Ridho Billah, Abd. Qohar, Politik Hukum Penetapan Batas Usia Perkawinan Dalam UU Perkawinan No. 16 Tahun 2019, Al Maqashidi: Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2.

Downloads

Published

2024-04-15

Issue

Section

Articles